Rabu, 05 Juni 2013

Lampit, Tikar Khas Kalimantan

Lampit rotan adalah kerajinan tangan khas masyarakat Kalimantan Selatan yang dibuat dengan cara mengolah jalinan batang-batang rotan menjadi sebuah tikar.Lampit rotan dibuat secara homemade di rumah-rumah penduduk di Kota Amuntai dan pengrajinnya adalah penduduk dari kota itu sendiri. Amuntai adalah kota di Kalsel yang memang dikenal sebagai sentra industri kerajinan rotan seperti lampit. Kerajinan lampit telah menjadi tradisi masyarakat Kota Amuntai yang diwariskan secara turun temurun pada setiap generasinya.Di ibukota Kabupaten Hulu Sungai Utara ini banyak pengrajin lampit yang sifatnya berkelompok dan individu yang banyak melibatkan para ibu-ibu dan perempuan serta anak sekolah.

MACAM DAN JENIS LAMPIT




Lampit Tradisional

1.         Tikar lampit handmade atau biasa dibilang tikar amuntai. Tikar rotan yang satu ini adalah tikar tradisional buatan tangan manusia dan bahan baku mayoritas rotan pilihan dan dianyam dengan rapi menggunakan benang besar yang kuat atau bisa juga menggunakan paku yang juga terbuat dari rotan.  Disetiap sisi lampit diberi les yang juga terbuat dari rotan bagian kulitnya yang dinamai “tulang walut”. Walut dalam bahasa Kalimantan adalah belut. Di sebut tulang walut karena bentuk anyaman pinggiran lampit berbentuk seperti ikan belut.

                                                                    Lampit Tradisional


2.         Tikar saburina atau lampit saburina atau lampit sabrina  adalah tikar yang terbuat dari jalinan kulit rotan yang dianyam mengunakan benang nylon dan dikerjakan  menggunakan mesin khusus. Pada setiap sisi lampit saburina diberi les yang terbuat dari anyaman plastik.


                       
                                                                   Lampit Tradisional

3.         Lampit pelepah rumbia adalah lampit yang merupakan kombinasi rumbia dan rotan. Jenis ini adalah lampit yang memiliki corak dan beragam motif yang menarik, Seperti ada kombinasi antara bahan rotan dengan warna kuning cerah dan rumbia dengan warna coklat yang gelap yang sangat menawan apabila dirajut bersamaan, dipadukan seolah-olah seperti belang zebra.

MANFAAT LAMPIT SECARA LANGSUNG

Lampit adalah salah satu barang kerajinan tikar buatan  tangan khas Kalimantan Selatan. Jika karpet identik dengan karakternya yang hangat, lampit justru menawarkan permukaan yang dingin karena dapat menyerap udara dingin. Maka dari itu alas penutup lantai yang satu ini memang pas digunakan di daerah beriklim tropis seperti Indonesia. Lampit yang bernuansa etnik tradisional umumnya dugunakan untuk pelengkap dekorasi rumah, restoran, resort dan hotel. Bentuk lampit yang sederhana memberi kesan hangat dan cantik untuk menghiasi ruangan dengan perpaduan furniture rotan lainnya. 

Bentuk lampit yang sangat sederhana dan warnanya yang natural, sangat mudah untuk dikreasikan diberbagai sudut ruangan sesuai selera.  Apabila ditempatkan diruang tamu akan menambah kesan keakraban antara pemilik rumah dan tamu yang berkunjung. Meskipun ruang tamu dilengkapi dengan sofa, namun  adanya tikar lampit seolah memberi syarat kepada lantai untuk diduduki. Hal ini membuat  ruangan terlihat menjari lebih 'merakyat'.

Pada awalnya lampit hanya memang difungsikan untuk alas penutup lantai pada sebuah ruangan. Hal ini karena lampit terbuat dari bahan rotan yang bisa menyerap dingin, cocok digunakan oleh Negara Asia seperti Indonesia yang panas dengan suhunya bisa mencapai 35 derajat Celsius. Namun seiring dengan perkembangan jaman dan bertambahnya keragamnya kebutuhan manusia, maka munculah berbagai kreasi menarik yang merupakan inovasi dari tikar lampit.Lampit tersebut diolah dalam berbagai ukuran dan bentuk, sesuai kebutuhan pembeli nya
seperti, alas meja makan, alas meja tamu, alas di musholah rumah, dinner set (tatakan piring makan), dan kursi santai.

MANFAAT LAMPIT SECARA TIDAK LANGSUNG


Peranan lampit secara tidak langsung yang dapat diberikan adalah peranan dan kontribusinya meningkatkan pendapatan masyarakat, perannya dalam membentuk budaya masyarakat, ekonomi dan sosial.

1. Membentuk Budaya Masyarakat

Manfaat lampit secara tidak langsung yang menyentuh kehidupan budaya masyarakat Kalimantan tercermin pada perkembangan daya kreasi berbagai bentuk turunan kreasi lampit. Misalnya, kreasi dalam pembuatan dinner set, kursi santai lipat, penutup jendela dan sebagainya. Desain bentuk lampit pada awalnya sangat sederhana, hanya berupa tikar. Namun, kini kreasi lampit berkembang sangat maju.

Meluasnya pemanfaatan dan perdagangan lampit juga menimbulkan budaya untuk menghargai tanaman rotan yang menjadi bahan baku lampit. Penghargaan dan perhatian yang begitu besar terhadap rotan ditunjukan dengan dilakukannya pembudidayaan rotan oleh masyarakat di berbagai daerah di Indonesia sejak abad XVIII.

Upaya melakukan pembudidayaan rotan tersebut merupakan suatu prestasi yang luar biasa, merkipun masyarakat saat itu tidak sebanyak saat ini dan kebutuhan rotan tidak sebesar saat ini. Namun, rasa tanggu jawab san rasa ketakutan akan punahnya rotan akibat pemanfaatan rotan sevara terus menerus telah muncul sejak lama. Hal ini menunjukan bahwa budaya masyarakat untuk menjaga kestabilan dan kelestarian lingkungan untuk tumbuh dan berkembang sejak dahulu kala.

Sikap menghargai dan menjamin kelestarian rotan tidak saja ditunjukan dalam upaya pembudidayaan saja, namun juga ditunjukam dengan diterbitkannya peraturan yang melarang pemungutan rotan yang masih muda.

      2.  Sumber Mata Pencaharian dan Penyerapan Tenaga Kerja

Manfaat lampit yang penting secara tidak langsung adalah sebagai sumber mata pencaharian, penyerapan tenaga kerja dan perluasan tenaga kerja. Kontribusi yang diberikan industri lampit memiliki mata rantai yang cukup panjang mulai dari kegiatan pemungutan rotan sampai menjadi lampit dan dipasarkan ke konsumen. Pemberian kesempatan kerja di sektor jasa transportasi dan usaha pemasaran lampit juga termasuk sumbangsih manfaat secara tidak lagsung.

Lampit handmade/tradisional juga merupakan sumber mata pencarian utama dan juga pendapatan sampingan bagi masyarakat Amuntai Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan yang merupak sentral lampit untuk biaya penghidupan keluarga. Usaha rumahan turun temurun ini banyak membuka lapangan pekerjaan bagi warga Amuntai sendiri.

3. Sumber Devisa negara

Lampit adalah salah salah satu industri yang memanfaatkan potensi kekayaan rotan dari hutan Kalimantan yang pemasarannya tidak hanya dipasar lokal, bahkan memiliki nilai jual ekspor yang tinggi.Upaya pengembangan dan perluasan kegiatan industri lampit yang mengolah hasil hutan menjadi sebuah tikar khas tradisional Kalimantan, ditingkatkan dan didorong melalui penanaman modal oleh para pengusaha lampit.
.Kegiatan eksport lampit merupakan salah satu sumber devisa bagi Negara. Eksport lampit selalu meningkat dari tahun ketahun dengan meningkatnya permintaan dan dilakukannya diversifikasi produk yang lebih luas lagi.

     4. Fungsi Sosial, Sebagai Sarana Pengembangan SDM

Sebagai sebuah indurtri yang maju, ternyata lampit  banyak memberikan sumbangsih yang sangat bermanfaat kepada masyarakat. Industri lampit merupakan pengembangan sumber daya manusia yang diarahkan untuk meningkatkan kreativitas, produktivitas, nilai tambah, daya saing, kewiraswastaan, dan kualitas tenaga kerja, antara lain melalui kegiatan pembimbingan kepada usaha rakyat, pendidikan, dan pelatihan yang tepat dan efektif, serta peningkatan pengetahuan dan ketrampilan dalam pemanfaatan rotan menjadi sebuah karya seni oleh Dinas Koperasi, UKM,Perindustrian & Perdagangan Kabupaten Hulu Sungai Utara .
Pemerintah Daerah Kota amuntai sangat perhatian terhadap industry rotan  ini dengan menyediakan satu Unit Layanan ,yaitu Unit Pelayanan Teknis Industri Rotan yang selalu   siap membantu Masyarakat/pelaku industry rotan seperti Konsultasi teknis dan produksi, motivasi,  promosi, bahan baku, desain dan sebagainya.  
Dengan terlaksananya proses pengembangan SDM dengan baik dan terarah, maka secara tidak langsung keberadaan industri lampit turut serta dalam mengurangi angka pengangguran dengan memberikan kesempatan bekerja kepada masyarakat, dan juga meningkatkan kualitas SDM menjadi lebih baik.

Lampit banyak digemari oleh konsumen macanegara, terbukti dari meledaknya permintaan ke negara-negara Asia seperti Jepang dan china. Namun, di balik meledaknya permintaan ekspor ke Negara Asia tersebut, ternyata masih banyak masyarakat Indonesia bahkan masyarakat Kalimantan sendiri yang kurang tau tentang keberadaan, asal muasal dan cara pengelolah lampit rotan. Ditambah lagi dengan ketatnya persaingan pasar serta kurangnya perhatian dan pembinaan dari pemerintah membuat banyak usaha rakyat ini gulung tikar. Kalau hal ini dibiarkan terus menerus, maka kerajinan lampit yang menjadi primadona Kalimantan Selatan ini lambat laun akan segera punah.

Maka dari itu perlu adanya kesadaran bagi warga negara Indonesia untuk ikut melestarikan dan menjaga  kerajinan warisan turun temurun ini dengan cara menghargai yang diwujudkan dengan penggunaan produk lokal dalam negeri yaitu Tikar Lampit Rotan.